Saya
tidak akan munafik. Saya tidak mau menyebut diri saya (sok) baik. Jika
seseorang berbuat baik pada saya, maka saya bisa seribu kali lebih baik
kepadanya. Sebaliknya, jika ada yang berbuat jahat kepada saya, maka
saya akan berbuat jahat kepadanya. Bukan jahat dalam artian menyakiti
fisik. Saya akan diam, tidak lagi peduli bahkan bisa mencapai suatu
titik dimana saya akan menganggap orang tersebut hilang dan tidak pernah
benar-benar ada.
Sebut saya pendendam, salahkan saya, silakan. Tapi menurut saya, berbuat jahat tidak seharusnya dibalas dengan baik. Hal ini (menurut saya) hanya akan membuat si pelaku (yang berbuat jahat pada saya) semakin besar kepala, mementingkan diri sendiri dan semakin menjadi-jadi untuk berbuat seenaknya bak raja diraja (bahkan seorang raja yang bijak pun memperhatikan dan berpikir matang sebelum bertindak dan bertutur kata). Di sisi lain, saya akan menjadi lemah, karena selalu mengalah (bagi saya) berarti membiarkan kemenangan dan hak untuk dihargai diinjak-injak begitu saja.
Jadi, senjata terbaik untuk membalas yang menjahati saya adalah menjadi jahat juga, yakni: DIAM. Mengapa diam saya anggap sebagai hal yang jahat? Karena diam berarti menghukum si pelaku dengan membuatnya merasa tak dihiraukan dan dianggap tak ada, Hal ini sangat mengerikan. Karena yang saya pahami, hal yang paling menyakitkan bukanlah dibenci, namun tak lagi dipedulikan. Lawan dari cinta bukanlah benci, melainkan tak lagi peduli.
Sebut saya pendendam, salahkan saya, silakan. Tapi menurut saya, berbuat jahat tidak seharusnya dibalas dengan baik. Hal ini (menurut saya) hanya akan membuat si pelaku (yang berbuat jahat pada saya) semakin besar kepala, mementingkan diri sendiri dan semakin menjadi-jadi untuk berbuat seenaknya bak raja diraja (bahkan seorang raja yang bijak pun memperhatikan dan berpikir matang sebelum bertindak dan bertutur kata). Di sisi lain, saya akan menjadi lemah, karena selalu mengalah (bagi saya) berarti membiarkan kemenangan dan hak untuk dihargai diinjak-injak begitu saja.
Jadi, senjata terbaik untuk membalas yang menjahati saya adalah menjadi jahat juga, yakni: DIAM. Mengapa diam saya anggap sebagai hal yang jahat? Karena diam berarti menghukum si pelaku dengan membuatnya merasa tak dihiraukan dan dianggap tak ada, Hal ini sangat mengerikan. Karena yang saya pahami, hal yang paling menyakitkan bukanlah dibenci, namun tak lagi dipedulikan. Lawan dari cinta bukanlah benci, melainkan tak lagi peduli.